Transplantasi ginjal merupakan prosedur pembedahan yang dilakukan untuk menangani gagal ginjal. Prosedur ini dapat mengobati penyakit ginjal kronis atau penyakit ginjal stadium akhir. Lalu, bagaimana cara kerja transplantasi ginjal? Simak selengkapnya di bawah ini. Ginjal merupakan dua organ yang berbentuk seperti kacang yang terletak di setiap sisi tulang belakang tepat di bawah tulang rusuk. Besarnya seperti ukuran kepalan tangan. Fungsi utama dari ginjal adalah menyaring dan membuang limbah, mineral, serta cairan dari darah dengan memproduksi urine. Baca juga Ketahui Bahaya Gagal Ginjal, Pilih Pengobatan dan Mulai Pencegahannya Apa itu transplantasi ginjal? Transplantasi ginjal adalah pembedahan ginjal yang sehat dari satu orang ke tubuh orang lain yang ginjalnya berfungsi sedikit atau tidak sama sekali. Ginjal tak hanya memiliki fungsi menyaring limbah dari darah dan mengeluarkannya dari tubuh melalui urine saja, tetapi ginjal juga membantu menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh. Ketika ginjal kehilangan kemampuan penyaringan, tingkat cairan dan limbah yang berbahaya dapat menumpuk di dalam tubuh, yang dapat meningkatkan tekanan darah dan dapat mengakibatkan gagal ginjal penyakit ginjal stadium akhir. Orang dengan penyakit ginjal stadium akhir perlu untuk membuang limbah dari aliran darah mereka melalui mesin dialisis atau melakukan transplantasi ginjal bila memungkinkan. Jenis-jenis transplantasi ginjal Terdapat tiga jenis transplantasi ginjal yang dapat dilakukan. Berikut adalah penjelasan selengkapnya. Deceased-donor kidney transplant Transplantasi ginjal dari donor yang sudah meninggal adalah ketika ginjal dari seseorang yang baru saja meninggal dikeluarkan atas persetujuan keluarga dan diberikan kepada penerima yang ginjalnya tidak berfungsi dengan baik yang mana membutuhkan transplantasi ginjal. Living-donor kidney transplant Transplantasi ginjal dari pendonor yang masih hidup adalah ketika ginjal dari donor hidup diangkat dan ditempatkan ke penerima yang ginjalnya tidak berfungsi dengan baik. Preemptive kidney transplant Transplantasi ginjal preemptive adalah ketika seseorang menerima transplantasi ginjal sebelum fungsi ginjal semakin memburuk hingga memerlukan dialisis untuk menggantikan fungsi penyaringan ginjal yang normal. Faktor risiko Transplantasi ginjal merupakan operasi yang besar, maka dari itu penting bagi kamu yang akan menjalani operasi ini untuk mengetahui terlebih dulu risikonya. Dilansir dari Healthline, berikut adalah risiko dari transplantasi ginjal. Reaksi alergi terhadap anestesi umumPendarahanPembekuan darahInfeksiPenolakan ginjal yang disumbangkanKegagalan ginjal yang disumbangkanSerangan jantungStroke Tak hanya itu saja, obat immunosuppressant yang harus dikonsumsi setelah melakukan prosedur ini juga dapat menimbulkan beberapa efek samping seperti Penambahan berat badanPenipisan tulangPeningkatkan pertumbuhan rambutJerawatRisiko lebih tinggi terkena kanker kulit tertentu dan limfoma non-Hodgkin Persyaratan transplantasi ginjal Untuk menjadi pendonor, seseorang setidaknya harus berusia minimal 18 tahun. Kandidat terbaik tidak memiliki penyakit yang berbahaya, tidak kelebihan berat badan, serta tidak merokok. Kebanyakan orang yang membutuhkan transplantasi ginjal dapat melakukannya, selama Cukup sehat untuk menahan efek operasiTransplantasi ginjal memiliki peluang sukses yang relatif baikPenderita bersedia untuk mematuhi perawatan yang disarankan dan diperlukan setelah transplantasi, seperti meminum obat penekan kekebalan tubuh dan menghadiri perjanjian tindak lanjut secara teratur Adapun alasan tidak amannya atau tidak efektifnya melakukan transplantasi ginjal yaitu, mengalami infeksi yang sedang berlangsung ini perlu ditangani terlebih dahulu, penyakit jantung yang parah, kanker yang telah menyebar pada beberapa bagian tubuh. Bagaimana cara kerja transplantasi ginjal? Transplantasi ginjal tidak dapat dilakukan secara sembarangan, diperlukan banyak pertimbangan untuk melakukan proses ini. Mengetahui cara kerja transplantasi ginjal dapat membantumu mengetahui gambaran yang lebih jelas bagaimana proses ini dilakukan. Dilansir dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease, jika kamu ingin melakukan transplantasi ginjal, cara kerja transplantasi ginjal meliputi langkah-langkah berikut Beri tahu dokter atau perawat bahwa kamu ingin melakukan transplantasi ginjalDokter akan merujuk kamu ke pusat transplantasi untuk melakukan tes guna mengetahui bahwa, apakah kamu cukup sehat untuk menerima transplantasi. Donor yang masih hidup perlu melakukan beberapa tes untuk memastikan mereka cukup sehat untuk mendonorkan ginjalJika kamu tidak memiliki pendonor yang masih hidup, kamu akan dimasukkan ke daftar tunggu untuk menerima ginjal. Kamu juga akan menjalani tes darah bulanan sambil menunggu donor ginjalKamu harus pergi ke rumah sakit dengan segera untuk menjalani transplantasi ginjal setelah kamu mendapatkan pendonor. Jika kamu memiliki pendonor hidup, kamu dapat langsung menjadwalkan transplantasi ginjal jika semua tes sudah dilakukan Cara kerja transplantasi ginjal sebelum prosedur Sebelum melakukan prosedur transplantasi ginjal, kamu harus menemukan pendonor yang bersedia mendonorkan ginjalnya. Seorang pendonor ginjal dapat merupakan seseorang yang masih hidup atau sudah meninggal, seseorang yang dikenal atau yang tidak dikenal sama sekali. Tim transplantasi akan mempertimbangkan beberapa faktor saat mengevaluasi apakah donor cocok untuk kamu atau tidak. Beberapa tes yang mungkin saja dilakukan dapat berupa Tes golongan darah Akan lebih baik jika mendapatkan ginjal dari donor yang golongan darahnya cocok dengan golongan darah penerima. Transplantasi yang tidak sesuai dengan dengan jenis golongan darah sebenarnya memungkinkan, tetapi memerlukan perawatan medis tambahan sebelum dan sesudah transplantasi untuk mengurangi risiko penolakan organ. Tes jaringan Jika golongan darah penerima dan pendonor cocok, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah tes jaringan yang disebut human leukocyte antigen HLA. Tes ini membandingkan penanda genetik yang meningkatkan kemungkinan ginjal yang ditransplantasikan akan bertahan lama. Memiliki pendonor yang cocok dapat berarti kecil kemungkinan tubuh penerima untuk menolak ginjal yang didonorkan. Crossmatch Tes pencocokan yang ketiga sekaligus terakhir melibatkan pencampuran sampel kecil darah penerima dengan pendonor di laboratorium. Tes ini menentukan apakah antibodi dalam darah penerima akan bereaksi terhadap antigen spesifik dari darah pendonor. Jika hasilnya negatif, berarti keduanya cocok dan tubuh penerima mungkin tidak menolak ginjal pendonor. Transplantasi ginjal dengan hasil crossmatch positif juga dapat memungkinkan, tetapi memerlukan perawatan medis tambahan sebelum dan sesudah transplantasi untuk mengurangi risiko antibodi penerima bereaksi terhadap organ yang diberikan pendonor. Cara kerja transplantasi ginjal selama prosedur Cara kerja transplantasi ginjal selama operasi yakni, dokter akan memasukkan ginjal yang sehat ke dalam tubuhmu. Kamu akan menerima anestesi umum sebelum operasi, jadi kamu tidak akan sadar selama operasi dilakukan. Hal tersebut melibatkan pemberian obat yang akan membuat kamu tertidur selama operasi. Anestesi akan disuntikkan ke dalam tubuh melalui jalur intravena IV di tangan atau di lengan. Operasi biasanya memakan waktu selama 3 hingga 4 jam. Dokter biasanya akan mentransplantasikan ginjal ke perut bagian bawah di dekat selangkangan. Tim bedah akan memantau detak jantung, tekanan darah, dan tingkat oksigen darah selama menjalani prosedur. Cara kerja transplantasi ginjal setelah operasi Beberapa hal yang perlu kamu ketahui setelah menjalankan operasi transplantasi ginjal di antaranya adalah Memantau efek operasi Dokter dan perawat akan memantau kondisimu untuk melihat tanda-tanda adanya komplikasi. Bahkan ketika kamu merasa sudah pulih setelah menjalani operasi, kamu mungkin perlu tinggal di rumah sakit hingga seminggu setelah operasi. Ginjal baru mungkin akan mulai membuang limbah dari tubuh dengan segera. Dalam kasus lain mungkin memerlukan waktu hingga beberapa hari, dan mungkin kamu memerlukan dialisis sementara sampai ginjal baru mulai berfungsi dengan baik. Ginjal yang didonorkan oleh anggota keluarga biasanya dapat bekerja lebih cepat dibandingkan dengan ginjal yang didonorkan oleh orang lain atau orang yang sudah meninggal. Sebagian besar penerima transplantasi ginjal dapat kembali bekerja dan melakukan aktivitas normal lainnya dalam waktu delapan minggu setelah transplantasi. Penerima donor tidak boleh mengangkat beban yang beratnya lebih dari 10 pon atau melakukan olahraga selain berjalan kaki sampai luka sembuh. Biasanya luka dapat sembuh sekitar enam minggu setelah operasi. Melakukan pemeriksaan rutin Setalah kamu meninggalkan rumah sakit, pemantauan tetap akan dilakukan selama beberapa minggu untuk memeriksa seberapa baik ginjal yang baru diterima bekerja. Tak hanya itu, ini juga diperlukan untuk memastikan tubuh tidak menolaknya. Dokter akan membuat jadwal pemeriksaan rutin yang harus kamu ikuti setelah menjalani operasi. Kamu mungkin saja juga perlu untuk melakukan tes darah selama beberapa kali seminggu dan obat akan disesuaikan. Mengonsumsi obat Kamu akan mengonsumsi sejumlah obat seletah transplantasi ginjal dilakukan. Obat-obatan ini dikenal sebagai immunosuppressants obat anti penolakan yang membantu menjaga sistem kekebalan tubuh dari penyerangan atau penolakan ginjal baru yang kamu terima. Obat tambahan membantu mengurangi risiko komplikasi lain, seperti infeksi setelah melakukan transplantasi. Dokter mungkin juga akan meresepkan obat antibakteri, antivirus, dan antijamur. Sangat penting untuk selalu mengonsumsi obat yang telah diresepkan oleh dokter. Berapa biaya transplantasi ginjal? Setelah mengetahui bagaimana cara kerja transplantasi ginjal, hal lain yang perlu kmau ketahui dan kamu pertimbangkan adalah biaya. Biaya transplantasi ginjal sendiri sebenarnya sangat bergantung dari rumah sakit. Masing-masing rumah sakit mematok biaya yang berbeda untuk melakukan prosedur ini. Namun, biasanya operasi transplantasi ginjal memerlukan biaya sebesar ratusan juta rupiah. Dilansir dari pada tahun 2019, BPJS Kesehatan menjamin biaya transplantasi ginjal bagi peserta BPJS sebesar Rp390 juta untuk rumah sakit kelas A tipe 1, sekitar Rp340 juta untuk kelas 2, dan Rp283 juta untuk kelas 3. Bagi peserta non-BPJS, angka tersebut dapat menjadi acuan untuk menyiapkan dana untuk prosedur transplantasi ginjal. Akan lebih baik jika peserta menyiapkan dana lebih untuk mengantisipasi adanya biaya tambahan. Ada beberapa rumah sakit yang mematok biaya yang lebih tinggi dari angka tersebut. Maka dari itu, sebaiknya bertanyalah terlebih dahulu soal biaya pada rumah sakit yang dipilih untuk mengetahui rincian biaya transplantasi ginjal. Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.
Dapatkanbantuan dari spesialis kami yang berpengalaman untuk pembedahan penyelamatan ginjal, yang memberi Anda peluang terbaik untuk mempertahankan ginjal yang sehat dan mengurangi keperluan untuk dialisis. ျမန္မာ; Membuat Janji Temu Jakarta : (62) 811 942 720. Kota lain di Indonesia. Lokasi Orchard Novena. Kantor Luar Negeri
Transplantasi Ginjal Terapi Ideal bagi Penderita Gagal GinjalDipublikasikan Pada Rabu, 04 Oktober 2017 000000, Dibaca KaliJakarta, 4 Oktober 2017Transplantasi ginjal atau cangkok ginjal adalah terapi ideal bagi penderita gagal ginjal. Hal ini karena transplantasi ginjal dapat mempersingkat waktu penyembuhan, sehingga pasien tidak perlu lagi melakukan cuci darah berulang kali dan menghabiskan biaya hingga ratusan juta pernyataan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Divisi Nefrologi dan Hipertensi RSUP Adam Malik Medan, Prof. dr. Harun Rasyid Lubis, kepada media pada konferensi pers di Ruang Rapat Lantai 2 RSUP Adam Malik, Selasa 3/10.''Dengan cangkok ginjal ini, penyembuhan pasien akan lebih cepat dan tidak perlu cuci darah. Kita tahu bahwa untuk sekali cuci darah bisa mencapai angka hingga 1 juta rupiah per sekali cuci darah. Mereka melakukan itu selama satu kali dalam seminggu, diperkirakan selama satu tahun bisa mencapai 100 juta biaya dikeluarkan oleh pasien,'' Harun menambahkan, saat ini ada 11 pasien yang telah menunggu di RS Adam Malik untuk dilakukan transplantasi. Pada operasi keempat tim bedah transplantasi Adam Malik akan mampu melakukan sendiri proses operasi. Adapun utntuk operasi sebelumnya, RS Adam Malik disupervisi oleh RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.''Ketiga dan keempat pasien sudah siap. Sampai saat ini yang daftar sudah ada 11 orang semenjak 3 bulan lalu. Banyak sebenarnya. Untuk itu saya yakin tim bedah RSUP Adam Malik telah siap mengerjakan sendiri, tapi masih berhubungan dengan supervisi dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo,'' Ginjal Jadi Layanan UnggulanSaat ini, transplantasi ginjal ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Di awal implementasi jaminan kesehatan nasional JKN pada tahun 2014 silam, BPJS Kesehatan juga pernah menanggung transplantasi ginjal yang dilakukan salah satu RS Vertikal Kemenkes, yakni RS Hasan Sadikin tahun 2017, Kemenkes mencatat RS Sanglah Denpasar di Bali dan RS Adam Malik Medan telah berhasil melakukan transplantasi ginjal. Keberhasilan metode pengobatan, perkembangan ilmu kedokteran serta upaya penguatan jaminan kesehatan masyarakat mendorong agar RS Vertikal Kemenkes menjadikan cangkok ginjal sebagai layanan ke depan, pilihan utama para pasien gagal ginjal bukanlah cuci darah melainkan transplantasi cangkok ginjal. Pasien yang menjalani cuci darah maka para pasien diharuskan melakukannya rutin dua kali seminggu. Sedangkan jika melakukan transplantasi ginjal akan lebih cost effectiveness dibandingkan cuci darah, pasien hanya perlu minum obat dan tidak tergantung dengan mesin cuci ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili 021 5223002, 52921669, dan alamat email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id.JAKARTA Direktur Utama Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo (RSCM) CH Soejono menyatakan, prosedur transplantasi ginjal di rumah sakt yang dipimpinnya sangat ketat. "Setiap calon donor harus melewati prosedur ketat. Bila menemukan kecurigaan saja langsung kami tolak " ucap Soejono di lobi RSCM, Jakarta, Jumat (29/1/2016), seperti
Transplantasi ginjal atau pencangkokan ginjal adalah prosedur bedah untuk mengganti organ ginjal yang telah mengalami kerusakan akibat gagal ginjal kronis stadium akhir. Ginjal yang dicangkok dapat berasal dari donor yang masih hidup atau sudah meninggal dunia. Ginjal adalah organ yang sangat penting bagi tubuh. Sepasang organ ini memiliki fungsi untuk menyaring dan membuang zat sisa, cairan, mineral, dan racun yang ada di dalam tubuh melalui urine. Saat fungsi ginjal menurun, seperti pada gagal ginjal, zat yang seharusnya dibuang akan menumpuk di dalam tubuh, sehingga dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Itulah mengapa seseorang yang ginjalnya sudah tidak bisa berfungsi dengan baik perlu mendapatkan terapi yang dapat menggantikan fungsi ginjal. Pada tahap awal gagal ginjal, fungsi ginjal mungkin masih bisa dibantu dengan cuci darah dan continuous ambulatory peritoneal dialysis CAPD atau cuci darah lewat perut. Namun, jika fungsi ginjal sudah sangat menurun, cuci darah maupun CAPD tidak dapat menanggung semua kerja ginjal. Jadi, untuk menangani ginjal yang fungsinya sudah sangat menurun akibat gagal ginjal kronis stadium akhir, transplantasi ginjal dipercaya lebih baik dalam memperpanjang hidup dan meningkatkan kualitas hidup penderita. Jenis Transplantasi Ginjal Berdasarkan kategori donor, transplantasi ginjal dibagi menjadi dua macam, yaitu Living-donor kidney transplant, yaitu transplantasi salah satu ginjal dari donor yang masih hidup Deceased-donor kidney transplant, yaitu transplantasi ginjal dari donor yang baru meninggal dunia, atas izin keluarga atau keinginan donor ketika masih hidup Di Indonesia, transplantasi ginjal baru dilakukan dari donor yang masih hidup. Indikasi Transplantasi Ginjal Seperti yang telah disebutkan di atas, transplantasi ginjal dilakukan pada pasien yang terdiagnosis menderita gagal ginjal kronis stadium akhir, yaitu kondisi ketika fungsi ginjal sudah sangat menurun dan sudah terjadi penumpukkan racun di dalam tubuh. Berikut ini adalah tanda-tanda fungsi ginjal sudah sangat menurun Penumpukan cairan di dalam tubuh, seperti di lengan, tungkai, dan paru-paru, yang mengakibatkan pembengkakan pada bagian tubuh, sesak napas, dan produksi urine menurun Mual dan muntah Nafsu makan menurun Kulit pucat dan kering Gatal-gatal Mudah merasa lelah Mudah memar Nyeri otot, sendi, atau tulang Linglung hingga penurunan kesadaran Beberapa kondisi berikut ini dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gagal ginjal kronis Diabetes tipe 1 atau tipe 2 Tekanan darah tinggi atau hipertensi Glomerulonefritis Lupus Sindrom hemolitik uremik Anemia sel sabit Penyakit asam urat Rheumatoid arthritis Beberapa jenis kanker, seperti limfoma, multiple myeloma, dan renal cell carcinoma Infeksi HIV Gangguan pada aliran urine, misalnya akibat batu saluran kemih Penyakit ginjal polikistik Peringatan Transplantasi Ginjal Untuk menjalani transplantasi ginjal, pasien harus berada dalam kondisi yang cukup sehat, sehingga kemungkinan untuk sembuhnya tinggi. Oleh karena itu, pasien gagal ginjal kronis stadium akhir dengan kondisi di bawah ini umumnya tidak diperbolehkan untuk menjalani transplantasi ginjal Infeksi bakteri atau virus yang tidak tertangani dengan baik, seperti tuberkulosis TBC yang menyebar Penyakit kardiovaskular yang parah, seperti gagal jantung Kanker yang telah menyebar Hepatitis kronis dan sirosis hati Gangguan mental berat atau psikosis Selain itu, kondisi-kondisi yang dapat melemahkan tubuh, seperti kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol secara berlebihan, atau menyalahgunakan NAPZA, akan meningkatkan risiko kegagalan transplantasi ginjal. Jadi, pasien dengan kondisi ini mungkin tidak didahulukan untuk mendapatkan organ donor. Usia pendonor dan penerima juga menjadi salah satu aspek yang diperhatikan, karena dengan bertambahnya usia, risiko komplikasi dan kegagalan transplantasi semakin meningkat. Selain itu, kecocokan ginjal, golongan darah, dan jaringan tubuh dari penerima dan pendonor juga harus dipastikan. Sebelum Transplantasi Ginjal Sebelum menjalani transplantasi ginjal, dokter akan melakukan evaluasi dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pasien mengenai riwayat penyakit yang pernah diderita, obat-obatan yang digunakan, serta riwayat alergi terhadap obat bius dan obat imunosupresan. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan umum, mulai dari pemeriksaan fisik, tes darah, pemindaian, seperti Rontgen, CT scan, atau MRI, hingga pemeriksaan psikologi untuk memastikan kesiapan fisik dan mental pasien. Proses ini memerlukan waktu beberapa hari. Pasien juga harus melakukan beberapa tes untuk memastikan kecocokan dengan ginjal donor. Hal ini bertujuan untuk menekan potensi penolakan tubuh terhadap organ ginjal yang baru. Beberapa tes tersebut adalah Cek golongan darah Tahap pertama adalah mengecek golongan darah pasien. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah golongan darah pasien dan pendonor cocok. Cek jaringan Jika golongan darah cocok, dilakukan cek jaringan untuk mengetahui kecocokan jaringan pendonor dan pasien. Tes ini dilakukan dengan pemeriksaan human leukocyte antigen HLA, di mana gen pendonor akan dibandingkan dengan gen pasien atau resipien. Tes kecocokan darah crossmatch Pada tes terakhir ini, sampel darah donor dan sampel darah pasien akan diambil lalu dicampurkan di laboratorium untuk diperiksa ada atau tidaknya reaksi. Jika tidak terdapat reaksi, darah pendonor dan pasien dianggap cocok dan risiko penolakan organ oleh tubuh rendah. Pada pasien yang belum mendapat donor ginjal, dokter akan menganjurkan pasien untuk melakukan beberapa hal berikut ini hingga mendapatkan calon donor ginjal Menjalani diet yang telah disesuaikan dengan kondisi kesehatan Tidak merokok Tidak minum alkohol Berolahraga secara rutin Mengonsumsi obat yang telah diresepkan oleh dokter Berkonsultasi dengan dokter secara rutin Jika donor dan resipien telah siap dan telah ditentukan tanggal untuk operasi transplantasi ginjal, baik pendonor atau resipien akan diminta untuk berpuasa selama 8 jam sebelum prosedur transplantasi ginjal dilakukan. Prosedur Transplantasi Ginjal Prosedur transplantasi ginjal dilakukan bersamaan dengan operasi pengambilan ginjal dari donor. Berikut ini adalah tahap-tahap yang dilakukan dokter dalam prosedur transplantasi ginjal Pasien akan diminta untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian rumah sakit. Setelah berganti pakaian, pasien akan diminta berbaring di atas tempat tidur dengan posisi telentang. Dokter akan memberikan suntikan anestesi umum bius total, sehingga pasien tidak akan merasakan apa-apa selama prosedur berlangsung. Dokter akan membuat sayatan di bagian bawah perut. Usai ginjal dari donor diambil, dokter akan memasang ginjal tersebut ke tubuh pasien tanpa mengangkat ginjal pasien yang lama, kecuali jika terdapat infeksi atau keluhan nyeri sebelumnya. Dokter akan menyambung pembuluh darah yang ada pada ginjal baru ke pembuluh darah di perut, agar ginjal baru mendapatkan pasokan darah dan dapat berfungsi dengan normal. Dokter akan menyambungkan saluran kemih ureter dari ginjal baru ke kandung kemih. Dokter juga dapat memasang stent tabung kecil khusus di ureter baru untuk melancarkan aliran urine selama 6–12 minggu usai transplantasi. Saat ginjal sudah terpasang dengan sempurna, dokter akan menutup sayatan di perut dengan jahitan. Secara keseluruhan, prosedur transplantasi ginjal umumnya memakan waktu lebih kurang 3 jam. Selama operasi, tekanan darah, denyut jantung, dan kadar oksigen dalam darah pasien akan terus dimonitor. Setelah Transplantasi Ginjal Setelah efek anestesi bius total mulai menurun, pasien akan merasakan nyeri pada bagian sayatan. Dokter akan memberikan obat pereda nyeri untuk meringankannya. Usai menjalani transplantasi ginjal, pasien perlu dirawat setidaknya 1 minggu di rumah sakit agar dokter dapat mengobservasi dan memastikan tidak ada efek atau komplikasi yang terjadi. Setelah diperbolehkan pulang, pasien akan diminta beristirahat di rumah selama setidaknya 6 minggu dan menghindari aktivitas fisik berat atau mengangkat benda berat sebelum dokter mengizinkan. Umumnya, organ ginjal yang baru akan langsung bekerja sesuai fungsinya. Namun, terkadang ada juga yang memerlukan waktu hingga beberapa hari atau beberapa minggu, sehingga pasien masih perlu menjalani cuci darah sampai ginjal baru bekerja secara normal. Untuk menekan potensi penolakan organ ginjal donor, pasien akan diberikan obat imunosupresan, seperti ciclosporin, tacrolimus, kortikosteroid, atau mycophenolate mofetil. Imunosupresan merupakan obat yang dapat menekan sistem kekebalan tubuh, sehingga sistem kekebalan tubuh tidak menyerang organ ginjal donor yang dapat dianggapnya sebagai benda asing. Selain pemberian imunosupresan, dokter juga dapat memberikan obat antibiotik, seperti ertapenem; antivirus, seperti valganciclovir; atau antijamur, seperti nystatin, untuk mencegah timbulnya infeksi akibat sistem kekebalan tubuh yang ditekan. Untuk melancarkan proses pemulihan, pasien diharuskan melakukan kontrol rutin dan mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter. Komplikasi Transplantasi Ginjal Berikut ini adalah komplikasi yang dapat terjadi akibat menjalani transplantasi ginjal Penolakan tubuh terhadap ginjal yang baru, sehingga ginjal gagal berfungsi Infeksi Penggumpalan darah Perdarahan Saluran urine dari ginjal baru ke kandung kemih bocor atau terhambat Stroke Serangan jantung Selain komplikasi dari tindakan, pasien transplantasi ginjal juga dapat merasakan efek samping dari obat imunosupresan, seperti Jerawat Kenaikan berat badan Pengeroposan tulang osteoporosis Diabetes Hipertensi Kadar kolesterol darah tinggi Tremor Mudah terkena penyakit infeksi